A.
GEORGE SIMMEL
Dampak pemikiran Georg Simmel (1858-1918)
pada teori sosiologi Amerika, maupun teori sosiologi pada umumnya, sangat
berbeda dengan dampak yang ditimbulkan pemikiran tiga teoretisi yang telah
dijelaskan sebelumnya . Marx, Durheim, dan Weber, kendati kemudian menjadi
cukup penting, memberikan pengaruh yang relatif kecil terhadap teori Amerika pada abad ke-20. Simmel lebih dikenal
oleh sosiolog Amerika awal. Simmel tenggelam di bawah nama-nama Marx, Durkheim,
dan Weber, kendati kini ia jauh lebih berpengaruh daripada pemikir klasik
seprti Comte dan Spencer. Beberapa tahun terahir, kita menyaksikan meningkatnya
pengaruhSimmel pada teori sosiologi sebagai akibat dari meningkatnya pengaruh
salah satu karya pentingnya, The Philosophy of Money (untuk analisis karya ini, baca Poggi, 1993,1998).
B.
POKOK PERHATIAN
Diletakkannya sosiologi pada kategori
psikologi mungkin menjadi salah satu alasan mengapa sosiologi Simmel terbukti
menarik bukan hanya bagi interaksionis, namun juga bagi psikologi sosial. Namun, sering kali dilupakan bahwa karya
sosiologi mikro Simmel tentang bentuk-bentuk interaksi melekat pada teori yang
lebih luas menyangkut hubungan antara individu dengan masyarakat yang lebih
besar.
1.
Level dan Wilayah Perhatian
Simmel memiliki teori realitas yang jauh lebih rumit dan maju dari pada
penilaian yang umumnya diberikan kepadanya di dalam sosiologi Amerik
kontemporer. Tom Bottomore dan David Frisby (1978) menyatakan ada empat level
dasar perhatian dalam karya Simmel.
Pertama, asumsi mikro tentang komponen-komponen psikologi kehidupan
sosial.
Kedua, pada skala yang lebih luas, minatnya pada komponen-komponen
sosiologi dalam hubungan antarpribadi.
Ketiga, yang paling makro, karyanya tentang struktur, dan perubahan,
dalam “semangat” sosial dan budaya pada
zamannya.
Simmel terkenal sebagai tokoh sosiologi formal yaitu Ia beranggapan bahwa
Ia harus mempelajari bentuk-bentuk daripada interaksi social dan bukan
mempelajari isi dari hubungan atau interaksi social.
Ø Pemikiran Dialektis
Simmel
menggunakan pendekatan dialektis didalam mengembangkan sosiologinya, yang
mengaitkan hubungan social yang dinamis dan hubungan social di dalam
konflik-konflik. Individu adalah produk dari masyarakat, melalui analisanya dia
menekankan hubungan dan ketegangan yang terjadi antara individu dan masyarakat.
Sebagai produk masyarakat, individu merupakan mata rantai di dalam proses
social. individu yang tersosialisasikan di dalam kehidupan masyarakat, selalu
memiliki hubungan yang bersifat dualistis, Disatu pihak dia merupakan anggota
masyarakat dan disosialisasikan didalam masyarakat tersebut, tetapi pada waktu
yang sama dia juga menentang masyarakat itu sendiri. Individu pada saat
bersamaan, berada didalam dan diluar masyarakat. Dia eksis bagi masyarakat
maupun bagi dirinya sendiri.
Dialektis yang dimaksud disini yaitu individu mengalami suatu kebingung dalam
menentukan pilihan, dimana individu merupakan bagian dari masyarakat yang
mempunyai aturan atau norma-norma yang harus dipatuhi, tetapi di lain sisi
individu tersebut mempunyai kepentingan atau keinginan yang tidak sesuai dengan
norma tersebut. Sebagai contoh konkrit yaitu pada system masyarakat Bali (jaman
dahulu karena sekarang sudah luntur) dianjurkan untuk menikah dengan seseorang
yang memiliki kasta yang sama, tetapi karena sudah terlanjur cinta kepada
seseorang yang memiliki kasta lebih rendah, Individu tersebut tetap menikahi
seseorang yang dicintainya dan melanggar aturan yang ada dalam masyarakatnya.
Hal ini menggambarkan suatu individu yang hidup dalam masyarakat,
mensosialisasikan dirinya pada masyarakat tersebut, tetapi dilain pihak
individu juga menentang aturan-aturan yang ada dalam masyarakat tersebut.
Ø Interaksi social
Dalam interaksi masyarakat Simmel lebih menekankan tentang bentuk-bentuk
interaksi social. Simmel membedakan antara isi dan bentuk dari hubungan social,
kata Simmel isi dan bentuk dari hubungan social merupakan dua gejala yang
berbeda dan sebaiknya di pandang sebagai bagian yang masing-masing berbeda pula.
Simmel tertarik untuk mengisolasikan bentuk atau pola dimana proses interaksi
itu dapat dibedakan dari isi kepentingan, tujuan, atau maksud tertentu yang
sedang dikejar melalui interaksi itu. Sebagai suatu analogi, matematika adalah
studi mengenai hubungan formal antara jumlah-jumlah dan proses-proses logis
yang dapat diterapkan pada hubungan-hubungan itu tanpa isi tertentu apapun.
Geometri juga berhubungan dengan pelbagai jenis pola ruangan (spatial) serta
hubungannya yang terlepas dari isi materil tertentu. Simmel menggagas dalam
suatu bayangan mengenai geometri kehidupan social, dengan mengidentifikasi
bentuk-bentuk yang dapat diabstraksiakan dari proses interaksi yang berlangsung
terus dan dianalisa terlepas dari isinya.
Isi kehidupan social meliputi: insting erotic, kepentingan objektif,
dorongan agama, tujuan membela dan menyerang, bermain, keuntungan, bantuan atau
instruksi, dan lain-lain yang menyebabkan orang untuk hidup bersama dengan
orang lain, untuk bertindak terhadap mereka, bersama mereka, melawan mereka, …
untuk mempengaruhi orang lain dan untuk dipengaruhi oleh mereka.
Sedangkan menurut bentuk-bentuk sosiasi menurut Simmel yaitu: superioritas
dan subordinasi, kompetisi, pembagian kerja, pembentukan partai, perwakilan,
solidaritas ke dalam, disertai dengan sifat menutup diri terhadap orang luar,
dan sebagainya….” Bentuk ini bisa dimanifeskan dalam negara. Dalam komunitas
agama, dalam komplotan, dalam suatu asosiasi ekonomi, dalam sekolah kesenian,
dalam keluarga”.
Bentuk-bentuk interaksi social
1.
Sosiabilita
Merupakan interaksi yang dipisahkan
dari isinya, interaksi yang murni tanpa tujuan. Misalnya silaturahmi, dimana
dalam silaturahmi orang akan berinteraksi, tetapi interaksi mereka tidak
terbatas pada masalah praktis sehari-hari.
2.
Hubungan seksual
Contoh yang membedakan antara bentuk
dan isi diberikan oleh Simmel adalah pacaran atau hubungan seksual. Sebagaimana
sosiabilita merupakan bentuk otonom atau bentuk “bermain” dari sosiasi, pacaran
adalah bentuk otonom atau “bermain” dari dorongan-dorongan erotic atau insting.
Hubungan pacaran ditandai oleh suatu keseimbangan yang harmonis antara kedua
ekstrem itu. Masing-masing pihak akan menampilkan perilaku yang merangsang
dengan memberikan kesan daya tarik seksual yang ada pada waktu itu, dan
sekaligus dengan caranya sendiri menahan untuk berbuat atau menuntut suatu
kesungguhan yang tegas. Dengan cara ini mereka bisa menikmati bentuk
hubungan seksual yang menarik dan memuaskan diri tanpa memasukkan isi dari
hubungan seperti itu.
3.
Superordinasi dan subordinasi
Bentuk ini menggambarkan strateginya
dalam bentuk formal. Meskipun bentuk-bentuk ini nampaknya mencakup arus satu
arah , Simmel berpendirian bahwa elemen-elemen yang penting dalam sosiasi yaitu
interaksi timbal-balik. Superordinat memperhitungkan kebutuhan kebutuhan
subordinat, meskipun hanya bertujuan mengontrol, tetapi dalam hal ini
superordinat dipengaruhi oleh subordinat. Perilaku superordinat dan subordinat
tidak merupakan manifestasi belaka dari karakteristik pribadi atau kemauan
individu belaka tetapi perilaku ini mencerminkan tenggelamnya sebagian
kepribadian pada pengaruh bentuk social.
Pengaruh jumlah pada bentuk social
Perhatian Simmel yang berhubungan
dengan bentuk-bentuk social adalah analisanya mengenai pentingnya jumlah
terhadap hubungan social dalam organisasi social. yang mendasari analisa Simmel
adalah bahwa begitu jumlah orang yang terlibat dalam interaksi berubah, maka
bentuk interaksi mereka pun berubah dengan teratur dan dapat diramalkan.
-
Bentuk duaan
Bentuk ini memperlihatkan cirri khas
tertentu yang sifatnya unik yang tidak terdapat dalam satuan social apa pun
yang lebih besar. Keunikannya yaitu semua orang percaya bahwa rahasia dapat
dijaga oleh satu orang saja, tidak lebih dari itu. Karena setiap orang dalam
suatu kelompok duaan hanya beradapan dengan satu orang saja, maka kebutuhan
tertentu keinginan dan karakteristik pribadi dari teman lain itu dapat
ditanggapi dengan lebih sungguh-sungguh daripada yang mungkin dibuat oleh
kelompok yang lebih besar. Hubungan duaan tidak selalu disertai perasaan
positif, dalam situasi konflik, apaun sebab dan masalahnya, hubungan yang intim
justru akan membuat konflik lebih parah. Juga pun apabila tidak konflik terbuka
hubungan duaan ini kadang-kadang mudah retak karena pelan-pelan hubungan mereka
tidak lagi memperlihatkan hubungan yang khas duaan, tetapi mereka tetap ada
dalam hubungan itu. Bentuk duaan ini contohnya yaitu suami istri,
-
Bentuk tigaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar